Sabtu, 30 Maret 2013

SAP dhf



SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok bahasan            : Mengenal Demam Berdarah
Sub pokok bahasan     : DHF (Dengue Heart Fever) / Demam Berdarah
Sasaran                        : Warga Desa Karangjati RT 02/01
Waktu                         : 1 X 15 menit
Pengajar                      : Nurul Ihsan
Tempat                        : Balai desa Karangjati           


I.       Tujuan Intruksional umum :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini keluarga pasien mampu memahami tentang demam berdarah.
II.    Tujuan instruksional khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan ini pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat :
  1. Menyebutkan pengertian dan penyebab demam berdarah
  2. Mengetahui tanda dan gejala demam berdarah.
  3. Mengetahui cara penyebaran demam berdarah
  4. Mengetahui cara pencegahan demam berdarah
III. Materi
Terlampir
IV. Media
-          Leaflet
V.    Metode
Ceramah dan Tanya jawab
VI. Strategi pembelajaran
No
Tahap
Waktu
Kegiatan perawat
Kegiatan pasien
Media
1.
Pembukaan
3 Menit
-          Memberikan salam
-          Memberikan tujuan tentang pemberian penkes
-          Membalas salam
-          Memberikan respon, mendengarkan dan mau bekerja sama

2
Inti
7 menit
Ø     Menjelaskan materi
v  Menyebutkan pengertian dan penyebab Demam berdarah
v  Menyebutkan tanda demam berdarah
v  Menjelaskan cara penyebaran demam berdarah
v  Menjelaskan cara pencagahan demam berdarah
Ø  Memberikan kesenpatan bertanya
Ø  Menjawab pertanyaan
Ø Memperhatikan  materi yang telah diberikan
Ø Mendengarkan penjelasan yang telah diberikan
Ø Mendengarkan penjelasan yang telah diberikan
Ø Bertanya tentang hal yang belum jelas
Leaflet
3
Penutup
5 menit
Ø  Menyimpulkan materi
Ø  Mengevaluasi dengan cara membetulkan pertanyaan kepada keluarga pasien tentang materi yang telah di berikan
Ø  Menjelaskan pada kelurga pasien bahwa kegiatan penkes telah selesai
Ø  Mengucapkan salam penutup
Ø Bersama perawat menyimpulkan materi
Ø Menjawabpertanyaan dengan benar
Ø Membalas salam



VII.          Evaluasi
Bentuk          : Somatif
Waktu           : 2 Menit
Soal evaluasi :
  1. Apa pengertian dan penyebab demam berdarah ?
  2. Sebutkan tanda – tanda penyakit demam berdarah?
  3. Menyebutkan cara penyebaran demam berdarah ?
  4. Menyebutkan cara pencegahan demam berdarah?






Materi Penyuluhan

DEMAM BERDARAH

A.    PENGERTIAN
Demam berdarah adalah penyakit demam akut dengan cirri-ciri demam manifestasi perdarahan , dan mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian.(Manjsoer, 2004)

B.     PENYEBAB
Demam Nyamuk Aedes Aegypti.
C.    TANDA – TANDA
  • Mendadak panastinggi selama 2-7 hari
  • Sakit kepala berat
  • Nyeri pada ulu hati
  • Mual dan Muntah
  • Bintik –bintik merah
  • Mimisan 

Rabu, 20 Maret 2013

judul KTIjudul KTI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gaya hidup manusia dewasa ini semakin mengarah kepada gaya hidup yang pragmatis. Semuanya memenuhi kebutuhan hidup secara instan dan praktis, dan mengabaikan segala hal yang ada di balik pragmatisme dalam hidup tersebut. Hal ini tentu akan membawa berbagai konsekuensi, dan konsekuensi yang paling rentan adalah masalah kesehatan. Pola hidup yang instan seperti makan makanan junk food, merokok dan  minum  kopi yang berlebihan untuk mengusir rasa kantuk akibat lelah kerja, tidak pernah melakukan olah raga karena harus mengejar karier serta gaya hidup yang selalu identik dengan narkoba, rokok dan alkohol maka segala penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat, tingkat stres yang tinggi dan hipertensi maka timbullah berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.

Menurut Batticaca (2008) stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai faktor resiko yang dapat menimbulakan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya (ruptur) pembuluh darah di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang cedera dan menutup atau menyumbat arteri otak. Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai penyakit  otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan dengan gejala lemas, lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.

judul KTI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gaya hidup manusia dewasa ini semakin mengarah kepada gaya hidup yang pragmatis. Semuanya memenuhi kebutuhan hidup secara instan dan praktis, dan mengabaikan segala hal yang ada di balik pragmatisme dalam hidup tersebut. Hal ini tentu akan membawa berbagai konsekuensi, dan konsekuensi yang paling rentan adalah masalah kesehatan. Pola hidup yang instan seperti makan makanan junk food, merokok dan  minum  kopi yang berlebihan untuk mengusir rasa kantuk akibat lelah kerja, tidak pernah melakukan olah raga karena harus mengejar karier serta gaya hidup yang selalu identik dengan narkoba, rokok dan alkohol maka segala penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat, tingkat stres yang tinggi dan hipertensi maka timbullah berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.

Menurut Batticaca (2008) stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai faktor resiko yang dapat menimbulakan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya (ruptur) pembuluh darah di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang cedera dan menutup atau menyumbat arteri otak. Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai penyakit  otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan dengan gejala lemas, lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.

judul KTI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gaya hidup manusia dewasa ini semakin mengarah kepada gaya hidup yang pragmatis. Semuanya memenuhi kebutuhan hidup secara instan dan praktis, dan mengabaikan segala hal yang ada di balik pragmatisme dalam hidup tersebut. Hal ini tentu akan membawa berbagai konsekuensi, dan konsekuensi yang paling rentan adalah masalah kesehatan. Pola hidup yang instan seperti makan makanan junk food, merokok dan  minum  kopi yang berlebihan untuk mengusir rasa kantuk akibat lelah kerja, tidak pernah melakukan olah raga karena harus mengejar karier serta gaya hidup yang selalu identik dengan narkoba, rokok dan alkohol maka segala penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat, tingkat stres yang tinggi dan hipertensi maka timbullah berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.

Menurut Batticaca (2008) stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai faktor resiko yang dapat menimbulakan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya (ruptur) pembuluh darah di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang cedera dan menutup atau menyumbat arteri otak. Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai penyakit  otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan dengan gejala lemas, lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.

Selasa, 19 Maret 2013

menimbang bayi dan balita



Menimbang bayi dan balita setiap bulan

Mengapa bayi dan balita perlu ditimbang setiap bulan?
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap bulan.

Kapan dan di mana penimbangan bayi dan balita dilakukan?
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.

Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya)

Sabtu, 16 Maret 2013

GADAR



Perdarahan

Pengertian Perdarahan
Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida.

Jantung
Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah diproses dari paru – paru untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru – paru untuk kembali diperkaya dengan oksigen.

Arteri/Pembuluh Nadi
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh. Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar

Vena/Pembuluh Balik
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap

Kapiler/Pembuluh Rambut
Arteri akan terbagi – bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit. Darah yang keluar sangat sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik perdarahan

Denyut
Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit.
Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah:
1.    Radial – Berada di pergelangan tangan
2.    Carotid – Berada di leher
3.    Femoral – Berada di lipatan paha

Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri.

Darah
Komposisi
Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.

Sumber Perdarahan
Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti cedera atau penyakit.
Berdasarkan sumber perdarahan:
a.    Perdarahan nadi
b.    Perdarahan pembuluh balik
c.    Perdarahan pembuluh rambut




Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan terlihat ada di luar tubuh.
Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir langsung keluar tubuh.

Perdarahan yang harus segera ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

Perdarahan luar
Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak.

Perawatan untuk Perdarahan luar
a.    Tekanan Langsung
b.    Elevasi
c.    Titik Tekan
d.    Immobilisasi

Menggunakan Torniket
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.

Perdarahan dalam
Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.

Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.:
a.    Batuk darah berwarna merah muda
b.    Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
c.    Terdapat memar
d.    Bagian Abdomen terasa lunak

Perawatan untuk Perdarahan dalam
Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih.
  1. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan
  2. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan
  3. Atasi Syok
  4. Pindahkan penderita secepatnya

Kamis, 14 Maret 2013

hemodialisa


HEMODIALISA
Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung pada cuci darah.
Di Indonesia, berdasarkan Pusat Data & Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan usia lanjut. Menurut Depkes RI 2009, pada peringatan Hari Ginjal Sedunia mengatakan hingga saat ini di Tanah Air terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal ginjal kronik yang memerlukan penanganan terapi cuci darah. Sayangnya hanya 7.000 pasien gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai program Gakin dan Askeskin.
Dari data PT Askes tahun 2009 menunjukkan insidensi gagal ginjal di Indonesia mencapai 350 per 1 juta penduduk, saat ini terdapat sekitar 70.000 pasien gagal ginjal kronik yang memerlukan cuci darah.
Cuci darah (Hemodialisa, sering disingkat HD) adalah salah satu terapi pada pasien dengan gagal ginjal yang dimana dalam hal ini fungsi “pencucian darah” yang seharusnya dilakukan oleh ginjal diganti dengan mesin. Dengan mesin ini pasien tidak perlu lagi melakukan cangkok ginjal, pasien hanya perlu melakukan cuci darah secara periodik dengan jarak waktu tergantung dari keparahan dari kegagalan fungsi ginjal.
Fungsi ginjal untuk “pencucian darah” adalah dengan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, ureum, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain.

Selasa, 12 Maret 2013

askep asma bronkial



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL

1.      Pengartian
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.
( Huddak & Gallo, 1997 )
       Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
      ( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

2.      Penyebab
a.       Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
-         Reaksi antigen-antibodi
-         Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b.       Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
-         Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
-         Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
-         Iritan : kimia
-         Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
-         Emosional : takut, cemas dan tegang
-         Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
(Suriadi, 2001 : 7)



3.      TANDA DAN GEJALA

1.       Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c. Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f.  BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

a.       Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b.      Whezing
c.       Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d.      Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
a.       Batuk, ronchi
b.       Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c.       Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d.      Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e.       Thorak seperti barel chest
f.        Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g.       Sianosis
h.       BGA Pa O2 kurang dari 80%
i.         Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j.         Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
 (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)



4.      Patofisiologo / Pathways


           Spasme otot                     Sumbatan                  Edema                 Inflamasi 
            bronchus                           mukus                                                   dinding bronchus
           
 

 Mk : Tak efektif                  Obstruksi sal nafas                 Alveoli tertutup
          bersihan                     ( bronchospasme )
          jalan nafas                       
                                                                                      Hipoksemia       Mk : Gg Pertuka
                                                                                                                        ran gas


 
                                       Penyempitan jalan                Asidosis metabolik
                                                   nafas








 
                                       Peningkatan kerja             Mk : Kurang pengetahuan
                                               pernafasan

                  Peningkatan kebut                     Penurunan
                         oksigen                                masukan oral






 
               
                    Hyperventilasi                          Mk : Perub nutrisi
                                                                              kurang dari
                                                                              kebutuhan tbh
                      Retensi CO2

                    Asidosis respiratorik









5.      Tanda dan gejala
            Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop
            Batuk produktif, sering pada malam hari
            Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
             
6.      Pemeriksaan penunjang
            Spirometri
            Uji provokasi bronkus
            Pemeriksaan sputum
            Pemeriksaan cosinofit total
            Uji kulit
            Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
            Foto dada
            Analisis gas darah

7.      Pengkajian
a.       Awitan distres pernafasan tiba-tiba
       -  Perpanjangan ekspirasi mengi
       -  Penggunaan otot-otot aksesori             
       -  Perpendekan periode inpirasi
       -  Sesak nafas
 -  Restraksi interkostral dan esternal   
 -  Krekels
b.      Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c.       Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d.      Diaforesis
e.       Distensi vera leher
f.       Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g.      Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h.      Perubahan tingkat kesadaran
i.        Hipokria
j.        Hipotensi
k.      Pulsus paradoksus > 10 mm
l.        Dehidrasi
m.    Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

8.      Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Timbul
                        Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
                        Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
                        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
                        Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi
                         
9.      Intervensi Keperawatan
            DP       : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
KH      : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
              - Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
                 mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi
Ø  Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
Ø  Kaji/pantau frekuensi pernafasan
Ø  Catat adanya/derajat diespnea  mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu
Ø  Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
Ø  Pertahankan polusi lingkungan minimum
Ø  Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
Ø  Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
Ø  Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
Ø  Berikan obat sesuai indikasi
Ø  Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

            DP       :  Kerusakan pertukaran gas
Tujuan :  Pertukaran gas efektie dan adekuat
KH      :  -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan
               -Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi                             
Intervensi
Ø  Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
Ø  Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu.
Ø  Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
Ø  Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
Ø  Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
Ø  Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
Ø  Awasi tanda vital dan irama jantung.
Ø  Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
Ø  Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.


C.     DP          : Perubahan nutrisi kurang dari tubuh
         Tujuan    : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
         Kh          : -   Menunjukan peningkatan BB
                          -   Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat.
Intervensi :
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.
Avskultasi bunyi usus.
Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
Timbang BB sesuai induikasi.
Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

D.     DP          : Kurang  pengetahuan
         Tujuan     : Pengetahuan miningkat
         KH         : -  Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
                           -  Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.
                           -  Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan.
         Intervensi:
                        Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
                        Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkan
Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara membersihkan.
                        Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekat
                        Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

























Daftar Pustaka

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media    Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.